di sisca Desiyanti Blog'

Terimakasih buat kamu yang mampir kesini ..
SALAM manis untuk mu semuanya :)
- Sisca Desiyanti
-

Kamis, 09 Desember 2010

Cinta tak lain hanyalah sugesti?

Mr. Xzzx :
Cinta tak lain hanyalah sugesti??
buat saya cinta hanya sugesti... Saat saya jatuh cinta saya akan memberi sugest ke fikiran saya,,, seperti wanita itu cantik, baik, apa adanya, dll maka saya akan memikirkan dia terus menerus dan menumbuhkan rasa cinta kepada si wanita.. Tetapi ketika saya sadar bahwa wanita itu jahat, bodoh dll,maka saya mulai memberi sugesti ke fikiran saya sehingga memudarkan rasa cinta saya...
Tambahan.. Apa saya menerapkan filosofi tersebut untuk menumbuhkan rasa cinta kepada tuhan., karena masalah agama pastilah saya berdosa jika hanya mengandalkan sugesti...
Mohon di bantu dan beri pengertian.. Saya benar-benar bingung.

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Penanya

Bingung itu artinya tidak tahu benar dan salah.
Inti kebingungan anda karena anda meragukan "filosofi" sugesti, namun belum menemukan filosofi yang lebih baik dari itu.

pengalaman anda tentang sugesti dalam menjalani cinta, secara singkat dapat digambarkan sebagai bernalar dalam perilaku cinta mencintai.Singkatnya bisa digambarkan sebagai pola : PERCAYA > HASRAT > TINDAKAN YANG DIPERLUKAN.

PERCAYA, dapat dijelaskan bahwa anda bertumpu pada nalar untuk membuat "penilaian" .
.Bukankah setiap orang percaya terhadap apa yang dipikirkannya ?
HASRAT, dapat dijelaskan bahwa anda berkeinginan kuat men-sugesti diri menurut hasil penilaian.
.Bukankah sikap harus mengikuti pandangan yang sama dengan penilaian yang dihasilkan ?
TINDAKAN YANG DIPERLUKAN
.Bukankah perilaku wajar bila anda menjauhkan diri dari wanita itu (jahat, bodoh, dll.) ?

Menurut link ini ( http://id.wikipedia.org/wiki/Cinta ), persoalan "cinta" merupakan
- Konsep abstrak dan universal.
- Lebih mudah dialami daripada dijelaskan.

Jadi, kesimpulan adalah:
Secara positif; Cinta lebih merupakan kecerdasan emosi dan logika secukupnya. Dengan kata lain,
Secara negatif, JANGAN harap mengasah empati dengan logika (gak nyambung, paling tidak emosi itu adalah penentu akhir dalam keputusan, betapa pun canggihnya memikirkan cinta).

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar